Keadaan Santri Warga Negara Indonesia Di Yaman

Rabu, 04 Januari 2012

Pesanten Darul Hadits di desa Dammaj, provinsi Sa'dah, Yaman. (Youtube)
 
Keadaan Santri Warga Negara Indonesia Di Yaman pada saat ini sangat memprihatinkan, blokade pasukan pemberontak al-Houthi di provinsi Sa'dah berhasil ditembus oleh rombongan pembawa bantuan. Kondisi pesantren Darul Hadits di Dammaj, Yaman, yang sebelumnya dibombardir kini dalam keadaan tenang, menurut informasi dari Abu Abdillah, seorang ulama di Surabaya, yang mendapatkan kabar dari seorang santri asal Indonesia di Dammaj, 10 buah truk tronton pembawa bantuan telah masuk ke Sa'dah pada Kamis malam, 1 Desember 2011.
"Sebelum maghrib tadi, rombongan Hilal Ahmar (Bulan Sabit Merah) dan Palang Merah Internasional, datang membawa berbagai bahan makanan, obat-obatan, sabun, selimut, dll.," kata Hasan, pengelola situs Isnad.net, mengutip Abu Abdillah, dalam sebuah berita pesan singkat, Sabtu 3 Desember 2011, kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sana'a, Yaman, membenarkan berita itu. Wakil Duta Besar RI untuk Yaman, Agus Syarif Budiman, melaporkan bahwa truk pembawa bantuan dari Palang Merah Internasional dan Hilal Ahmar bisa menembus pesantren melalui jalur selatan. Ini membawa kemungkinan baik bagi suplai bantuan berikutnya.

"Kami hari ini telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Yaman atas kemungkinan pengiriman bantuan tranportasi dan logistik," tukasnya, KBRI menyiapkan sejumlah alat transportasi sebagai upaya mengevakuasi Keadaan Santri Warga Negara Indonesia Di Yaman, sekitar 140 santri WNI di pesantren itu. Hubungan intensif dengan otoritas setempat terus dilakukan demi memberikan jaminan keamanan dalam proses pemindahan dan pengiriman bantuan.

"Kami akan mengupayakan [pemindahan] mereka," jawabnya ketika ditanya peluang evakuasi. Sebab, sebelumnya, para santri bertekad tinggal di lokasi untuk melawan musuh para pemberontak, Pesantren Darul Hadits sudah sejak pekan lalu diserang pemberontak. Pasukan pemerintah Yaman tidak berdaya. Lokasi itu telah dikuasai oleh kelompok al-Houthi yang berpaham Syiah Zayidiyyah, dua orang santri asal Indonesia tewas. Seorang terkena pecahan mortir, sedangkan seorang lainnya tertembus peluru.
 
Dua orang santri asal Indonesia kembali tewas di wilayah Dammaj, Yaman, Rabu pekan lalu. Mayat korban sulit dievakuasi karena pemberontak al-Houthi menembaki mereka yang berusaha menolong, menurut informasi dari salah satu santri di Dammaj, Abu Fairuz, melalui SMS yang dikirimkan kepada kawannya Ahmad Hasan di Magetan, Keadaan Santri Warga Negara Indonesia Di Yaman ada dua orang yang tewas bernama Muhammad Amin bin Haji Nurdin dan Adam Djauhari, keduanya adalah santri dari Ambon. Mereka adalah salah satu santri pesantren Darul Hadits yang tewas ditembak di bukit Baroqoh.

Jasad pertama yang berhasil dievakuasi adalah Adam Djauhari dan langsung dikuburkan tanpa dimandikan dan dikafani. Hasan mengatakan, melihat dari kondisi jenazah, mereka disiksa sebelum akhirnya dibunuh, ada sebuah Ramalan mengatakan, bahwa pertempuran akan terus berlanjut sampai hari akhir di timur tingah ini, "Semalam kita telah kuburkan kurang lebih 17 jenazah ikhwan yang gugur dalam peperangan 4 hari. Jenazah Adam ada, sedangkan jenazah Amin baru kali ini akan diambil karena lokasi yang sulit," tulis SMS Abu Fairuz kepada Hasan, Senin 12 Desember 2011.

"(Jenazah) yang lain dari Aljazair, Rusia, Prancis, Libya, Amerika, Inggris dan Yaman, diperkirakan semuanya nanti berjumlah 21-23 jenazah, sepertinya mereka disiksa sebelum dibunuh," lanjut SMS tersebut lagi., proses pengambilan jenazah sangat sulit. Selain medan yang berat, pasukan al-Houthi juga menembaki para santri yang berusaha mengevakuasi jenazah. Keadaan Santri Warga Negara Indonesia Di Yaman, di informasikan lagi, seorang santri dilaporkan tewas ketika berusaha mendekati lokasi, "Orang Dammaj ada yang berusaha mengambil (jenazah), kena tembak, langsung mati di situ juga," kata Abu Fairuz. Setelah beberapa hari, akhirnya para santri berhasil mendekati dan mengambil jenazah.

Kabar kematian santri Indonesia ini dibenarkan oleh Kedutaan Besar RI di ibukota Sanaa. Wakil Duta Besar RI untuk Yaman, Agus Syarif Budiman, mengatakan telah menerima kabar tersebut lima hari yang lalu. Kendati jumlah korban WNI semakin banyak, namun Agus mengaku sulit mengirimkan bantuan lewat darat maupun udara yang tentu tanpa pramugari alias pesawat militer PBB, "KBRI sudah berulangkali minta Kementerian Luar Negeri Yaman untuk ke sana, tapi kata mereka 'tunggu saja'," kata Agus kepada kami.

Dia mengatakan, sampai saat ini pemerintah Yaman tidak memberikan izin masuk ke Dammaj karena wilayah tersebut sangat rawan. Di wilayah yang diduduki oleh pemberontak Syiah al-Houthi, pemerintah Yaman juga tidak dapat berbuat apa-apa, Keadaan Santri Warga Negara Indonesia Di Yaman masih terdapat sekitar 140 santri asal Indonesia lagi di pesantren Darul Hadits. Mereka terjebak, dikepung pemberontak al-Houthi. Mereka juga menolak dievakuasi dengan alasan siap mati sahid mempertahankan pesantren. Sebelumnya, dua orang santri Indonesia telah tewas, "Bantuan telah kami siapkan, tapi tidak bisa dikirimkan. Menunggu persetujuan dari pemerintah Yaman," kata Agus. 
 
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Wardana mengatakan, pemerintah sudah berusaha untuk melindungi 1.100 warga negara Indonesia yang berada di Yaman. Termasuk 150 santri pesantren Darul Hadits yang sedang dikepung kelompok bersenjata, namun, upaya evakuasi para santri menemui kendala perizinan. "Upaya membujuk santri Darul Hadits terkendala keyakinan mereka untuk bertahan membela tempatnya yang sedang dapat serangan," berita yang dikirimkan dari Kantor Kementrian Polhukham, Senin 12 Desember 2011. Saat ini, Wamenlu menambahkan, pihaknya sedang mendalami situasi obyektif di lapangan. 
 
"Tentukan langkah lebih pasti untuk dekati pihak-pihak di Yaman. Juga kepada tokoh-tokoh ulama di Indonesia yang punya jaringan dengan para santri untuk membujuk tinggalkan wilayah berkonflik itu," kata dia, Keadaan Santri Warga Negara Indonesia Di Yaman di Darul Hadist masih dikepung pemberontak al-Houthi. Mereka juga menolak dievakuasi dengan alasan siap mati syahid mempertahankan pesantren, kabar terbaru menyebut, dua orang santri asal Indonesia kembali tewas di wilayah Dammaj, Yaman, Rabu pekan lalu. Mayat korban sulit dievakuasi karena pemberontak al-Houthi menembaki mereka yang berusaha menolong.

Menurut informasi dari salah satu santri di Dammaj, Abu Fairuz, melalui SMS yang dikirimkan kepada kawannya Ahmad Hasan di Magetan, dua orang yang tewas bernama Muhammad Amin bin Haji Nurdin dan Adam Djauhari, keduanya adalah santri dari Ambon, "Semalam kita telah kuburkan kurang lebih 17 jenazah ikhwan yang gugur dalam peperangan 4 hari. Jenazah Adam ada, sedangkan jenazah Amin baru kali ini akan diambil karena lokasi yang sulit," berita yang ditulis SMS Abu Fairuz kepada Hasan, Senin 12 Desember 2011. 
 
Kabar meninggalnya dua lagi santri asal Indonesia dibenarkan oleh Kedutaan Besar RI di ibukota Sanaa. Wakil Duta Besar RI untuk Yaman, Agus Syarif Budiman, mengatakan telah menerima kabar tersebut lima hari yang lalu, ini berarti sudah empat santri asal Indonesia yang meninggal di Yaman. Sebelumnya, Keadaan Santri Warga Negara Indonesia Di Yaman dua santri yaitu Muhammad Shalih Al Indunisi (30) dan Jumeiri Abdullah Al Indunisi (24), meninggal dunia dalam penyerbuan kelompok Syiah al-Houthi ke Pesantren Darrul Hadist, Yaman, Sabtu 26 November 2011.

Lima orang santri asal Indonesia di Yaman akhirnya memutuskan untuk pulang ke tanah air, di tengah konflik berdarah dengan pemberontak al-Houthi. Sementara itu, ratusan santri asal Indonesia lainnya memutuskan untuk tinggal, membela pesantren mereka, "Kita akan segera menyambut pulangnya lima saudara sebangsa kita dari Yaman. Seperti diketahui, berita terbaru mengatakan, turut jatuh korban beberapa WNI dalam konflik bersenjata yang terjadi di sana," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Rabu 4 Januari 2012.

Natalegawa mengatakan bahwa saat ini ke lima WNI tersebut telah dalam perjalanan dari Sanaa dan akan tiba beberapa waktu lagi ke tanah air. Sementara itu, Keadaan Santri Warga Negara Indonesia Di Yaman kata dia, masih lebih dari 150 santri lagi yang memilih untuk tinggal, "Mereka memutuskan untuk tetap bertahan walau sudah didorong dan disarankan untuk meninggalkan pesantren," kata Natalegawa, tidak disebutkan nama-nama ke lima WNI tersebut. Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Tatang Razak, mengatakan bahwa seorang dari santri yang pulang mengalami luka-luka akibat terlibat pertempuran.

"Salah satunya luka terkena pecahan granat dan masuk rumah sakit. Saat ini pun, pecahan granat tersebut masih ada di dalam tubuhnya," kata Tatang, Tatang mengatakan bahwa Kemlu sebelumnya telah mengirimkan tim ke Yaman untuk membujuk para santri untuk pulang. Bekerja sama dengan badan terkait, termasuk Bulan Sabit Merah dan Palang Merah Internasional, tim ini berusaha memberikan bantuan logistik dan akses keluar kota Dammaj, "Tim ini telah bekerja keras selama hampir tiga minggu," berita yang di kirimkan Tatang.

Kekerasan di Dammaj, Yaman, terjadi pada akhir tahun lalu. Pesantren Darul Hadits yang merupakan tempat belajar santri dari seluruh dunia dikepung dan diserang oleh kelompok pemberontak al-Houthi. Lima orang santri dari Indonesia dilaporkan tewas, Keadaan Santri Warga Negara Indonesia Di Yaman saat ini ratusan santri asal Indonesia di pesantren menolak untuk di evakuasi, mereka bertahan setelah dikeluarkannya fatwa jihad dari pemimpin pesantren. Menurut pengakuan salah seorang santri, pesantren mereka di hujani peluru dan bom dari pemberontak di atas bukit.

Artikel yang Berkaitan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Berita Hangat Terbaru All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah | Published by Borneo Templates | Thanks to: Google for Ping my Blog